Pages

Selasa, 11 Juni 2013

ASESMEN DAN BIMBINGAN KONSELING KOMPREHENSIF/ PERKEMBANGAN



A.    Pengertian Asesmen
Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli :
1.      Menurut Robert M Smith (2002), Asesmen merupakan “Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.
2.      Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis, asesmen merupakan “Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
3.      Menurut Bomstein dan Kazdin (1985, asesmen diantaranya:
·         Mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi
·         Memilih dan mendesain program treatmen
·         Mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus.
·         Mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi.
Berdasarkan hasil kajian dari teori-teori diatas dapat saya simpulkan  bahwa : “Asesmen dilakukan untuk mengetahui keadaan anak pada saat tertentu (Waktu dilakukan asesmen) baik potensi-potensinya maupun kelemahan-kelemahan yang dimiliki anak sebagai bahan untuk menyusun suatu program pembelajaran sehingga dapat melakukan layanan / intervensi secara tepat.




B.     Bimbingan dan Konseling Komprehensif
1.      Konsep Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Bimbingan dan konseling komprehensif/ perkembangan merupakan orientasi baru layanan bimbingan dan konseling yang didasari fungsi pengembangan. Selama ini bimbingan dan konseling sering dipandang sebagai kegiatan layanan yang mengedepankan penyembuhan atau pemecahan masalah. Padahal selain itu bimbingan dan konseling berfungsi pencegahan, pendidikan dan pengembangan. Muro J and Kottman (1955) menjelaskan bahwa bimbingan dan konseling perkembangan diartikan sebagai sebuah program yang mengandung prinsip–prinsip :
1)    Bimbingan dan konseling dibutuhkan oleh semua peserta didik;
2)    Bimbingan dan konseling mempunyai fokus pada kegiatan belajar peserta didik;
3)    Di dalam program bimbingan dan konseling perkembangan, konselor dan guru merupakan fungsionaris yang bekerja sama;
4)    Kurikulum yang terorganisir dan terencana merupakan bagian vital dari bimbingan perkembangan;
5)    Bimbingan dan konseling perkembangan peduli kepada penerimaan diri, pemahaman diri, dan peningkatan diri;
6)    Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan peserta didik ;
7)    Bimbingan dan konseling perkembangan lebih berorientasi kepada perkembangan yang terarah dari pada tujuan yang definitif;
8)    Bimbingan dan konseling perkembangan berorientasi tim dan mensyaratkan pelayanan dari konselor profesional yang terlatih;
9)    Bimbingan dan konseling perkembangan peduli pada wal kebutuhan khusus peserta didik;
10)  Bimbingan dan konseling perkembangan berkenaan dengan psikologi terapan;
11)  Bimbingan dan konseling perkembangan memiliki dasar-dasar di dalam psikologi anak, perkembangan anak, dan teori belajar;
12)  Bimbingan dan konseling perkembangan bersifat fleksibel dan sekuensial.
            Berdasarkan prinsip-prinsip di atas, dirumuskan definisi bimbingan dan konseling komprehensif atau perkembangan sebagai suatu rangkaian bimbingan dan konseling secara bertanggung jawab dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik pada semua aspek kehidupannya, sehingga mereka dapat berfungsi dan berperan efektif selama siklus kehidupannya, terutama menjamin eksistensi dirinya sebagai individu atau anggota masyarakat yang bermartabat. Karena itu, bimbingan dan konseling perkembangan sering disebut juga dengan bimbingan dan konseling komprehensif karena menggarap semua aspek kehidupan peserta didik (konseli).           
            Bimbingan dan konseling perkembangan merupakan pandangan mutakhir yang bertitik tolak dari asumsi yang positif tentang potensi manusia.  Berdasarkan asumsi inilah bimbingan dan konseling dipandang sebagai suatu proses memfasilitasi perkembangan yang menekankan kepada upaya membantu semua peserta didik dalam semua fase perkembangannya.

2.      Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling Perkembangan
            Impelementasi layanan bimbingan dan konseling komprehensif meliputi empat komponen, yaitu (a) layanan dasar, (b) layanan responsif, (c) perencanaan individual, dan (d) dukungan sistem.
a.      Layanan Dasar
             Layanan dasar bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada peserta didik secara sistematis melalui kegiatan-kegiatan klasikal atau kelompok. Layanan dasar bimbingan  bertujuan membantu semua peserta didik agar mencapai tugas-tugas perkembangannya. Artinya semua peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar bagi kehidupannya. Secara rinci tujuan layanan dasar bimbingan dirumuskan agar individu atau peserta didik: (a) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial-budaya, dan agama), (b) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, (c) mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (d) mampu mengembangkan dirinya dalam mencapai tujuan hidupnya..
            Layanan dasar bimbingan diberikan melalui jenis-jenis layanan pemberian informasi, dan diskusi atau sharing pendapat (brain storming). Pemberian informasi dan diskusi ini dalam pelaksanaannya mengacu kepada panduan atau paket bimbingan, dan bahan-bahan lain yang relevan. Layanan informasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan (perkembangan pribadi, lingkungan pendidikan dan pekerjaan, serta kehidupan sosial budaya) yang berguna bagi pengembangan diri, penyesuaian diri, dan pengambilan keputusan. Sedangkan layanan diskusi atau curah pendapat, dapat memfasilitasi para peserta didik untuk belajar menghargai pendapat orang lain, bersikap respek terhadap orang lain, dan mengembangkan kepercayaan dirinya.

b. Layanan Responsif
            Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada individu atau peserta didik yang memiliki   masalah dan kebutuhan khusus yang memerlukan pertolongan konselor dengan segera.
         Layanan responsif bertujuan membantu peserta didik agar dapat memenuhi kebutuhannya, dan memecahkan masalah yang dihadapinya, baik berupa hambatan atau kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.                                                                                                                        
            Materi bimbingan dan konseling tergantung kepada masalah atau kebutuhan peserta didik. Kebutuhan peserta didik berkaitan dengan keinginan mereka untuk memahami tentang sesuatu hal, karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya yang positif. Kebutuhan itu seperti keinginan mereka untuk memperoleh informasi tentang: (a) pemahaman dan penerimaan diri dan lingkungan; (b) bahayanya pergaulan bebas, obat-obat terlarang, minuman keras, narkotika, ecstasy, dan putau; (b) cara mengatasi kesulitan belajar, dan (c) cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat serta karirnya di masa depan.
Adapun masalah peserta didik berkaitan dengan berbagai hal yang dialami atau dirasakan  mengganggu kenyamanan hidupnya, atau menghambat perkembangan dirinya yang positif, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Masalah peserta didik itu pada umumnya tidak mudah untuk diketahui secara langsung, namun dapat dipahami dari gelaja-gejala perilaku yang ditampilkannya.  
            Masalah-masalah (gejala masalah) yang mungkin dialami peserta didik, di antaranya : (a) merasa cemas terhadap postur tubuhnya; (b) merasa cemas dalam menghadapi masa depan, (c) merasa rendah diri, (d) berperilaku impulsif (kekanak-kanakan), (e) kurang mampu memilih dan membuat keputusan, (f) membolos dari sekolah, (g) malas belajar, (h) memiliki kebiasaan belajar yang negatif, (g) kurang bisa bergaul.  
            Untuk memahami karakteristik dan kebutuhan serta masalah peserta didik, konselor hendaknya mengenalisis terhadap data peserta didik yang diperoleh melalui: (a) inventori tugas-tugas perkembangan/ITP,  (b) absensi peserta didik, (c) wawancara, (d) observasi, (e) sosiometri,   (f) daftar nilai atau leger peserta didik, (g) psikotes, dan (i) catatan khusus yang dibuat guru pelajaran atau wali kelas.
            Melihat materi dan tujuan layanan responsif, maka fungsinya tidak seluruhnya kuratif tetapi bisa juga berfungsi  preventif dan bisa dilakukan dengan secara  individual maupun kelompok.





c.        Layanan Perencanaan Individual
            Layanan ini diartikan sebagai proses bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
            Layanan perencanaan individual bertujuan membantu peserta didik agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya; (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir; dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.
            Materi layanan perencanaan individual berkaitan erat dengan materi yang diberikan pada layanan dasar bimbingan. Materi yang diberikan pada layanan dasar bimbingan dapat  membantu peserta didik untuk mamahami dirinya dan lingkungannya. Karena materi bimbingan secara umum telah diberikan pada layanan dasar bimbingan, maka pada layanan perencanaan individual kegiatan para peserta didik difokuskan kepada upaya menganalisis kelebihan dan kekurangan dirinya. Kegiatan ini merupakan dasar untuk merumuskan aktivitasnya dalam rangka mengembangkan atau memperbaiki sikap, minat/cita-cita, pemahaman, atau perilakunya. Karena itu layanan perencanaan individual lebih berfungsi pengembangan dan preventif.
            Pelaksanaan layanan perencanaan individual dapat ditempuh melalui layanan bimbingan kelompok (diskusi, karyawisata, atau kunjungan ke dunia industri/perusahaan).

d.      Dukungan Sistem
            Ketiga komponen struktur layanan yang telah dikemukakan merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan yang tidak langsung, yang kegiatannya meliputi (1) pemberian layanan, dan (2) kegiatan manajemen.
            Pemberian layanan menyangkut (1) konsultasi dengan guru-guru, (2) konsultasi/kerjasama dengan orang tua/masyarakat, (3) berpartisi- pasi dalam merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah, dan (4) melakukan penelitian.
            Kegiatan manajemen berkaitan dengan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling melalui: (1) pengembangan program bimbingan dan konseling; (2) pengembangan staf bimbingan dan konseling; (2) pemanfaatan sumber daya masyarakat; dan (3) penataan kebijakan; dan (4) penyediaan instrumen dan fasilitas bimbingan dan konseling, berupa: (1) alat pengumpul data (termasuk alat ukur psikotes, pedoman wawancara, pedoman observasi); (2) alat penyimpan data, termasuk maf-maf, lemari arsip, disket, CD, hardist (sebagai bagian dari komputer); dan (3) format-format surat undangan, agenda, laporan konfrensi kasus, studi kasus, kunjungan rumah dan sebagainya.
            Berkenaan dengan kemajuan zaman yang lebih menitikberatkan pada penggunanaan alat-alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK), maka sudah selayaknya komputer di sekolah tidak hanya digunakan sebagai pengganti mesin tik tetapi sebagai alat untuk mengolah dan menyimpan data bimbingan dan konseling, sehingga  mudah dicari pada saat akan digunakan atau data tersebut diperlukan.
 
DAFTAR PUSTAKA
Muro, J.James and Kottman, Terry. (1995), Guidance and Counseling in Elementary School and Midle School, Iowa Brown and Benchmark Publisher.
Suherman, Uman. 2012. Urgensi Dan Implementasi Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Dalam Sistem Pendidikan Nasional. Dalam makalah yang disampaikan saat seminar.

1 komentar:

  1. Harrah's Philadelphia Casino and Racetrack Opens New Location
    With the new 김해 출장마사지 location in Atlantic 경상북도 출장샵 City, Harrah's Philadelphia Casino and Racetrack 보령 출장샵 has 경상남도 출장안마 added to 시흥 출장안마 their already-growing casino portfolio.

    BalasHapus

 

Blogger news

Blogroll

About